Kamis, 03 Oktober 2013

Mahasiswa

waktu adalah penjawab yang baik, setiap pertanyaan pasti ada jawaban yang selalu dijawab pada waktu yang tepat.
hari ini, beberapa hari kemaren dan beberapa hari yang akan datang aku sudah dicap sebagai "mahasiswa" di suatu perguruan tinggi, gak jauh berbeda rasanya dengan yang namanya "SMA" semuanya sama-sama belajar, hanya saja saat ini kita harus bisa lebih dewasa dalam segala hal. "mahasiswa" sudah menjadi jawaban dari semua pertanyaan yang pernah terlontar waktu saya kecil. "nanti saya mau jadi apa?", "nanti saya mau kemana?". segelintir pertanyaan jaman dulu sudah terjawab beberapa walau masih dalam jenjang "mahasiswa", ada kebanggaan sendiri gak *munafik* . banyak orang pintar yang tak berkesempatan, dan banyak orang kaya yang tak mau melanjutkan pendidikan dengan alsan MALAS, sedangkan orang kecil kadang berjiwa besar melapangkan dada menerima keadaan karena mereka tak mampu duduk di perguruan tinggi melanjutkan studi mereka dengan alasan "kemiskinan yang merenggut segalanya", sebenarnya mereka adalah orang-orang yang beruntung memiliki rasa itu, karena Tuhan sudah menyiapkan tempat dimana mereka tetap dalam keadaan seperti itu, agar selalu ada waktu buat Tuhan. TAPI mereka yang kaya? ada kesempatan tapi tak MAU, ada waktu tapi tak MAU, hanya karena mereka malas dan mereka sudah lupa bahwa Tuhan sudah kasih KESEMPATAN. 

pernah percakapan singkat  yang terjadi antara saya dan teman sekelas dalam ujian nasional.
x : "kamu mau lanjut dimana nanti ?"
saya : "rencananya di jogja kalo dapat"
x : "wii keren .."
saya : " kamu dimana?"
x : "aku gak kuliah, mungkin untuk saat ini aku istirahat dulu."
saya  : "ohh, ga papa yang penting tahun berikutnya kamu kan daftar lagi."
x : "entahlah mungkin tidak akan ada kesempatan"
saya : "gak usah jauh-jauh yang deket aja "
x : "orang tua ku pasti tidak akan mampu membiayaiku sampai selesai"
saya : "tapikan kamu bisa mengurusi bidik misi"
x : "bidik misi tidak memberiku makan dan membiayai hidupku selama kuliah, kalo pun aku ikut bidik misi dan kuliah, disana aku makan apa?"
saya : "tapikan setidaknya orang tuamu tidak keluar uang banyak, hanya membiayai hidupmu hari-hari"
x : "disini aku makan pun bisa dengan satu telur berbagi bersama, kalo disana ? apa aku harus mengambil jatah makan adik-adikku?"

(aku terdiam dan memandang matanya yang mulai berkaca)
x : "mungkin sementara aku akan membantu ibu berjualan ikan dipasar, atau bekerja ikut orang"
saya : "iya, yang penting kamu bisa berguna, karena kita tidak pernah hidup sia-sia"
x : "kamu bijak ya haha"
saya : "aku serius nih, malah diketawain"
x : "iya haha"

ketawa kecilnya menutup perbincangan kecil kami, perbincangan yang menarik antara dua orang yang masih belum tau apa masa depan yang akan dihadapinya.

pengumuman kelulusan pun sampai, aku dan teman-teman lainnya tentu bersorak dengan riang.
selanjutnya tantangan kami adalah "masuk perguruan tinggi yang kami inginkan"
ya ya ya
pengumuman mulai dari SNMPTN yang saya tau saya tidak lolos dan kemudian
SBMPTN yang banyak temen saya tidak lulus dan ada beberapa temen saya yang lulus dan akhirnya dilema karena harus memilih PT swasta yang sudah dibayarnya atau masuk PT Negri yang ternama dengan sejuta harapan besar lulus dari PTN itu dengan grate yang bagus dan kampus yang bergengsi.
salah satu temen saya ini pun pernah bercakapan dengan saya ;
saya : "gimana jadinya kamu masuk mana?"
x : "aku bingung"
saya : "kok bingung", kan kamu udah dapat negri ternama lagi"
x : "aku sudah bayar PT swasta soalnya "
saya : "udah bayar berapa?
x : "13 juta "
saya : "hah?, kan masih bisa ditarik kalo dapat PTN?"
x : "itu masalahnya , di PT swasta itu gak bisa ditarik lagi"
saya : "emang PTN lolosnya apa ?"
x : "teknik kom"
saya : "kamu maunya apa?"
x : "yang PTN"
saya : "orang tua mu ?"
x : "ya itu dia, orang tua ku udah mau pensiun lagian bayarnya juga  besar benget di PTN sesuai golongan orang tua dan aku kena per smesternya 7,5 jadi untuk awal ini gak boleh bayar per smester harus bayar langsung untuk satu tahun, darimana biaya orang tuaku?, belum lagi hidupku dan lain-lain"
saya : "ambilnya di sini aja, lagian kan udah bayar dan keterima juga, gak mesti kuliah jauh-jauh kan untuk sukses, disini aja tapi serius ngejalaninnya pasti sukses"
x : "iya aku gak mau ngebebani orang tuaku"

kata manis itu menjadi akhir perbincangan kami, saya menjadi mengerti bahwa hidup seorang anak selalu bergantung pada kehawatirannya pada orang tuanya, dengan harapan besar itu pun untuk masuk di PTN ternama dengan great yang tidak diragukan lagi harus pupus, namun inilah hidup kita harus memilih, karena kita memiliki kasih untuk mereka yang berkorban untuk kita.

Namun semuanya yang terjadi juga baik-baik saja, semuanya jadi mahasiswa begitu juga aku, meski beberapa harus mengakhiri mimpi besarnya karena kendala kemisikinan namun mereka juga bisa menjadi orang yang berguna dan sukses dalam hidupnya. semua tergantung dimana ia ? bagaiaman ia menjalani hidupnya .

Tidak ada komentar: