I can't jump..
I can't lay up..
I can't dribble..
I can't without my team miss my team.
usually early we are scream and say "NICE" if our shoot and get point ..
but now , I can't play again I can't practice with coach who like a madmen haha and all my friend all famili of basketball......................
miss jogging together ...
miss practice
miss shouted by our coach
miss all miss
Kamis, 10 Oktober 2013
Sabtu, 05 Oktober 2013
Sore dan senyum
bukan masalah seberapa lelah hari ini, sempatkan lah tersenyum dikala matahari ingin kembali tidur.
Malam telah datang bulan siap melakukan dinas malamnya menemani jiwa yang redup, jiwa yang sedang merindu pujaan hati.
wahai langit di dalam kesenduan soremu ada senyum dari jauh, kau lihat semua orang sudah mulai lelah membanjirimu dengan asap dan debu, jiwa ini masih merindu, merindu kekasih yang entah kapan bersua, semua kembali keperaduan gelak tawa mulai tak terdengar, sore memang selalu menutup dengan senyum.
Tapi ketika malam tiba, lelah mulai hilang karena bintang mengajak berpesta menyambut gemerlap nya dunia.
langit mulai risau karena bising dimana-mana, jiwa semua tebangun di alam liar.
Malam telah datang bulan siap melakukan dinas malamnya menemani jiwa yang redup, jiwa yang sedang merindu pujaan hati.
wahai langit di dalam kesenduan soremu ada senyum dari jauh, kau lihat semua orang sudah mulai lelah membanjirimu dengan asap dan debu, jiwa ini masih merindu, merindu kekasih yang entah kapan bersua, semua kembali keperaduan gelak tawa mulai tak terdengar, sore memang selalu menutup dengan senyum.
Tapi ketika malam tiba, lelah mulai hilang karena bintang mengajak berpesta menyambut gemerlap nya dunia.
langit mulai risau karena bising dimana-mana, jiwa semua tebangun di alam liar.
Ketidak Pedulian : "Kejahatan tanpa tindakkan"
Suatu hari ada seorang kaya mengajak putranya berjalan-jalan mengitari kota dan sampai pada suatu daerah dimana semuannya adalah orang-orang miskin, lalu mereka menghabiskan waktu disana berjalan sepanjang lahan pertanian, mengitari daerah-daerah kumuh yang penuh dengan anak-anak yang tak berpakaian layak dan gubuk-gubuk tua yang tak layak huni. Setelah cukup lama berkeliling sang ayah bertanya pada putranya "nak, apakah kau bisa melihat betapa miskinny mereka?, dan apa yang dapat kau ambil dari perjalanan hari ini?"
sang putra menjawab "ayah, kita mempunyai 1 ekor anjing dirumah, mereka mempunyai 4, kita memiliki kolam renang dan mereka memiliki sungai, kita mempunyai lampu yang terang benderang dirumah dengan watt yang besar sedangkan mereka mempunyai bintang-bintang untuk menerangi malam mereka, kita selalu membeli makan sedangkan mereka selalu menanami berbagai tanaman untuk sumber makanan, kita mempunyai pagar tembok yang tinggi untuk melindungi kita, sedangkan mereka mempunyai teman yang banyak untuk bermain dengan bebas,." kemudian anak itu diam sejenak dan mulai melanjutkan "ayah terimakasih untuk hari ini, karena ayah telah menunjukkan kepadaku betapa miskinnya kita sebenarnya ".
untuk apa menunjukkan kekakyaan seperti yang hendak ditunjukkan sang ayah tadi kepada putranya, tetapi hanya untuk diri sendiri dan untuk disombongkan, dan itulah kemiskinan yang dimaksud sang putra, yaitu ketika kekayaan yang dimiliki, ketika keberhasilan yang sudah di raih tidak bisa dijadikan sebagai alat untuk berbuat baik kepada sesama. bukanlah persoalan, yang penting kita bisa menggunakan apa yang diberikan olah Tuhan seperti Harta untuk membantu sesama kita dan berbagi kepada mereka.
kekayaan atau harta dan uang bukanlah jaminan atas hidup kita bukanlah segala-galanya dalam hidup ini, harta, tahta dan uang segalanya akan hilang dan semuanya akan habis masanya . Kaya atau miskin, tergantung bagaimana kita menggunakan apa yang sudah dianugrahkan Tuhan bagi kita sebagai alat untuk berbuat kebaikkan disekitar kita dengan menggunakan hati nurani yang bersih. Semoga kita semakin kaya dalam kebaikan dan kebajikan. Amin
Kotbah : Pdt. Hadyani Tanwikara
sang putra menjawab "ayah, kita mempunyai 1 ekor anjing dirumah, mereka mempunyai 4, kita memiliki kolam renang dan mereka memiliki sungai, kita mempunyai lampu yang terang benderang dirumah dengan watt yang besar sedangkan mereka mempunyai bintang-bintang untuk menerangi malam mereka, kita selalu membeli makan sedangkan mereka selalu menanami berbagai tanaman untuk sumber makanan, kita mempunyai pagar tembok yang tinggi untuk melindungi kita, sedangkan mereka mempunyai teman yang banyak untuk bermain dengan bebas,." kemudian anak itu diam sejenak dan mulai melanjutkan "ayah terimakasih untuk hari ini, karena ayah telah menunjukkan kepadaku betapa miskinnya kita sebenarnya ".
untuk apa menunjukkan kekakyaan seperti yang hendak ditunjukkan sang ayah tadi kepada putranya, tetapi hanya untuk diri sendiri dan untuk disombongkan, dan itulah kemiskinan yang dimaksud sang putra, yaitu ketika kekayaan yang dimiliki, ketika keberhasilan yang sudah di raih tidak bisa dijadikan sebagai alat untuk berbuat baik kepada sesama. bukanlah persoalan, yang penting kita bisa menggunakan apa yang diberikan olah Tuhan seperti Harta untuk membantu sesama kita dan berbagi kepada mereka.
kekayaan atau harta dan uang bukanlah jaminan atas hidup kita bukanlah segala-galanya dalam hidup ini, harta, tahta dan uang segalanya akan hilang dan semuanya akan habis masanya . Kaya atau miskin, tergantung bagaimana kita menggunakan apa yang sudah dianugrahkan Tuhan bagi kita sebagai alat untuk berbuat kebaikkan disekitar kita dengan menggunakan hati nurani yang bersih. Semoga kita semakin kaya dalam kebaikan dan kebajikan. Amin
Kotbah : Pdt. Hadyani Tanwikara
Lagu Rindu by KRISPATIH
Bintang malam katakan padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi katakan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi katakan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya
Reff:
Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya
Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya
Lagu rindu ini kuciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan
Kamis, 03 Oktober 2013
Mahasiswa
waktu adalah penjawab yang baik, setiap pertanyaan pasti ada jawaban yang selalu dijawab pada waktu yang tepat.
hari ini, beberapa hari kemaren dan beberapa hari yang akan datang aku sudah dicap sebagai "mahasiswa" di suatu perguruan tinggi, gak jauh berbeda rasanya dengan yang namanya "SMA" semuanya sama-sama belajar, hanya saja saat ini kita harus bisa lebih dewasa dalam segala hal. "mahasiswa" sudah menjadi jawaban dari semua pertanyaan yang pernah terlontar waktu saya kecil. "nanti saya mau jadi apa?", "nanti saya mau kemana?". segelintir pertanyaan jaman dulu sudah terjawab beberapa walau masih dalam jenjang "mahasiswa", ada kebanggaan sendiri gak *munafik* . banyak orang pintar yang tak berkesempatan, dan banyak orang kaya yang tak mau melanjutkan pendidikan dengan alsan MALAS, sedangkan orang kecil kadang berjiwa besar melapangkan dada menerima keadaan karena mereka tak mampu duduk di perguruan tinggi melanjutkan studi mereka dengan alasan "kemiskinan yang merenggut segalanya", sebenarnya mereka adalah orang-orang yang beruntung memiliki rasa itu, karena Tuhan sudah menyiapkan tempat dimana mereka tetap dalam keadaan seperti itu, agar selalu ada waktu buat Tuhan. TAPI mereka yang kaya? ada kesempatan tapi tak MAU, ada waktu tapi tak MAU, hanya karena mereka malas dan mereka sudah lupa bahwa Tuhan sudah kasih KESEMPATAN.
pernah percakapan singkat yang terjadi antara saya dan teman sekelas dalam ujian nasional.
x : "kamu mau lanjut dimana nanti ?"
saya : "rencananya di jogja kalo dapat"
x : "wii keren .."
saya : " kamu dimana?"
x : "aku gak kuliah, mungkin untuk saat ini aku istirahat dulu."
saya : "ohh, ga papa yang penting tahun berikutnya kamu kan daftar lagi."
x : "entahlah mungkin tidak akan ada kesempatan"
saya : "gak usah jauh-jauh yang deket aja "
x : "orang tua ku pasti tidak akan mampu membiayaiku sampai selesai"
saya : "tapikan kamu bisa mengurusi bidik misi"
x : "bidik misi tidak memberiku makan dan membiayai hidupku selama kuliah, kalo pun aku ikut bidik misi dan kuliah, disana aku makan apa?"
saya : "tapikan setidaknya orang tuamu tidak keluar uang banyak, hanya membiayai hidupmu hari-hari"
x : "disini aku makan pun bisa dengan satu telur berbagi bersama, kalo disana ? apa aku harus mengambil jatah makan adik-adikku?"
(aku terdiam dan memandang matanya yang mulai berkaca)
x : "mungkin sementara aku akan membantu ibu berjualan ikan dipasar, atau bekerja ikut orang"
saya : "iya, yang penting kamu bisa berguna, karena kita tidak pernah hidup sia-sia"
x : "kamu bijak ya haha"
saya : "aku serius nih, malah diketawain"
x : "iya haha"
ketawa kecilnya menutup perbincangan kecil kami, perbincangan yang menarik antara dua orang yang masih belum tau apa masa depan yang akan dihadapinya.
pengumuman kelulusan pun sampai, aku dan teman-teman lainnya tentu bersorak dengan riang.
selanjutnya tantangan kami adalah "masuk perguruan tinggi yang kami inginkan"
ya ya ya
pengumuman mulai dari SNMPTN yang saya tau saya tidak lolos dan kemudian
SBMPTN yang banyak temen saya tidak lulus dan ada beberapa temen saya yang lulus dan akhirnya dilema karena harus memilih PT swasta yang sudah dibayarnya atau masuk PT Negri yang ternama dengan sejuta harapan besar lulus dari PTN itu dengan grate yang bagus dan kampus yang bergengsi.
salah satu temen saya ini pun pernah bercakapan dengan saya ;
saya : "gimana jadinya kamu masuk mana?"
x : "aku bingung"
saya : "kok bingung", kan kamu udah dapat negri ternama lagi"
x : "aku sudah bayar PT swasta soalnya "
saya : "udah bayar berapa?
x : "13 juta "
saya : "hah?, kan masih bisa ditarik kalo dapat PTN?"
x : "itu masalahnya , di PT swasta itu gak bisa ditarik lagi"
saya : "emang PTN lolosnya apa ?"
x : "teknik kom"
saya : "kamu maunya apa?"
x : "yang PTN"
saya : "orang tua mu ?"
x : "ya itu dia, orang tua ku udah mau pensiun lagian bayarnya juga besar benget di PTN sesuai golongan orang tua dan aku kena per smesternya 7,5 jadi untuk awal ini gak boleh bayar per smester harus bayar langsung untuk satu tahun, darimana biaya orang tuaku?, belum lagi hidupku dan lain-lain"
saya : "ambilnya di sini aja, lagian kan udah bayar dan keterima juga, gak mesti kuliah jauh-jauh kan untuk sukses, disini aja tapi serius ngejalaninnya pasti sukses"
x : "iya aku gak mau ngebebani orang tuaku"
kata manis itu menjadi akhir perbincangan kami, saya menjadi mengerti bahwa hidup seorang anak selalu bergantung pada kehawatirannya pada orang tuanya, dengan harapan besar itu pun untuk masuk di PTN ternama dengan great yang tidak diragukan lagi harus pupus, namun inilah hidup kita harus memilih, karena kita memiliki kasih untuk mereka yang berkorban untuk kita.
Namun semuanya yang terjadi juga baik-baik saja, semuanya jadi mahasiswa begitu juga aku, meski beberapa harus mengakhiri mimpi besarnya karena kendala kemisikinan namun mereka juga bisa menjadi orang yang berguna dan sukses dalam hidupnya. semua tergantung dimana ia ? bagaiaman ia menjalani hidupnya .
hari ini, beberapa hari kemaren dan beberapa hari yang akan datang aku sudah dicap sebagai "mahasiswa" di suatu perguruan tinggi, gak jauh berbeda rasanya dengan yang namanya "SMA" semuanya sama-sama belajar, hanya saja saat ini kita harus bisa lebih dewasa dalam segala hal. "mahasiswa" sudah menjadi jawaban dari semua pertanyaan yang pernah terlontar waktu saya kecil. "nanti saya mau jadi apa?", "nanti saya mau kemana?". segelintir pertanyaan jaman dulu sudah terjawab beberapa walau masih dalam jenjang "mahasiswa", ada kebanggaan sendiri gak *munafik* . banyak orang pintar yang tak berkesempatan, dan banyak orang kaya yang tak mau melanjutkan pendidikan dengan alsan MALAS, sedangkan orang kecil kadang berjiwa besar melapangkan dada menerima keadaan karena mereka tak mampu duduk di perguruan tinggi melanjutkan studi mereka dengan alasan "kemiskinan yang merenggut segalanya", sebenarnya mereka adalah orang-orang yang beruntung memiliki rasa itu, karena Tuhan sudah menyiapkan tempat dimana mereka tetap dalam keadaan seperti itu, agar selalu ada waktu buat Tuhan. TAPI mereka yang kaya? ada kesempatan tapi tak MAU, ada waktu tapi tak MAU, hanya karena mereka malas dan mereka sudah lupa bahwa Tuhan sudah kasih KESEMPATAN.
pernah percakapan singkat yang terjadi antara saya dan teman sekelas dalam ujian nasional.
x : "kamu mau lanjut dimana nanti ?"
saya : "rencananya di jogja kalo dapat"
x : "wii keren .."
saya : " kamu dimana?"
x : "aku gak kuliah, mungkin untuk saat ini aku istirahat dulu."
saya : "ohh, ga papa yang penting tahun berikutnya kamu kan daftar lagi."
x : "entahlah mungkin tidak akan ada kesempatan"
saya : "gak usah jauh-jauh yang deket aja "
x : "orang tua ku pasti tidak akan mampu membiayaiku sampai selesai"
saya : "tapikan kamu bisa mengurusi bidik misi"
x : "bidik misi tidak memberiku makan dan membiayai hidupku selama kuliah, kalo pun aku ikut bidik misi dan kuliah, disana aku makan apa?"
saya : "tapikan setidaknya orang tuamu tidak keluar uang banyak, hanya membiayai hidupmu hari-hari"
x : "disini aku makan pun bisa dengan satu telur berbagi bersama, kalo disana ? apa aku harus mengambil jatah makan adik-adikku?"
(aku terdiam dan memandang matanya yang mulai berkaca)
x : "mungkin sementara aku akan membantu ibu berjualan ikan dipasar, atau bekerja ikut orang"
saya : "iya, yang penting kamu bisa berguna, karena kita tidak pernah hidup sia-sia"
x : "kamu bijak ya haha"
saya : "aku serius nih, malah diketawain"
x : "iya haha"
ketawa kecilnya menutup perbincangan kecil kami, perbincangan yang menarik antara dua orang yang masih belum tau apa masa depan yang akan dihadapinya.
pengumuman kelulusan pun sampai, aku dan teman-teman lainnya tentu bersorak dengan riang.
selanjutnya tantangan kami adalah "masuk perguruan tinggi yang kami inginkan"
ya ya ya
pengumuman mulai dari SNMPTN yang saya tau saya tidak lolos dan kemudian
SBMPTN yang banyak temen saya tidak lulus dan ada beberapa temen saya yang lulus dan akhirnya dilema karena harus memilih PT swasta yang sudah dibayarnya atau masuk PT Negri yang ternama dengan sejuta harapan besar lulus dari PTN itu dengan grate yang bagus dan kampus yang bergengsi.
salah satu temen saya ini pun pernah bercakapan dengan saya ;
saya : "gimana jadinya kamu masuk mana?"
x : "aku bingung"
saya : "kok bingung", kan kamu udah dapat negri ternama lagi"
x : "aku sudah bayar PT swasta soalnya "
saya : "udah bayar berapa?
x : "13 juta "
saya : "hah?, kan masih bisa ditarik kalo dapat PTN?"
x : "itu masalahnya , di PT swasta itu gak bisa ditarik lagi"
saya : "emang PTN lolosnya apa ?"
x : "teknik kom"
saya : "kamu maunya apa?"
x : "yang PTN"
saya : "orang tua mu ?"
x : "ya itu dia, orang tua ku udah mau pensiun lagian bayarnya juga besar benget di PTN sesuai golongan orang tua dan aku kena per smesternya 7,5 jadi untuk awal ini gak boleh bayar per smester harus bayar langsung untuk satu tahun, darimana biaya orang tuaku?, belum lagi hidupku dan lain-lain"
saya : "ambilnya di sini aja, lagian kan udah bayar dan keterima juga, gak mesti kuliah jauh-jauh kan untuk sukses, disini aja tapi serius ngejalaninnya pasti sukses"
x : "iya aku gak mau ngebebani orang tuaku"
kata manis itu menjadi akhir perbincangan kami, saya menjadi mengerti bahwa hidup seorang anak selalu bergantung pada kehawatirannya pada orang tuanya, dengan harapan besar itu pun untuk masuk di PTN ternama dengan great yang tidak diragukan lagi harus pupus, namun inilah hidup kita harus memilih, karena kita memiliki kasih untuk mereka yang berkorban untuk kita.
Namun semuanya yang terjadi juga baik-baik saja, semuanya jadi mahasiswa begitu juga aku, meski beberapa harus mengakhiri mimpi besarnya karena kendala kemisikinan namun mereka juga bisa menjadi orang yang berguna dan sukses dalam hidupnya. semua tergantung dimana ia ? bagaiaman ia menjalani hidupnya .
Rabu, 02 Oktober 2013
TYPO
haha
begitu banyak kesan yang salah kaprah klo inget kata "typo" entah dari mana asal ini kata :S
search deh di google gak ada tuh singkatan internasional wahahah ...
tapi sering sekali setiap sms
aku : "iya jas 12 kan"
send
aku : "eh typo, jam maksudnya"
someone : "haha typo mulu sih"
sekedar sharing nih buka http://peperonity.com/go/sites/mview/the.ikainhere/23655934
bedakan sama yang ini http://yudha444.blogspot.com/2012/11/istilah-istilah-gaul-yang-sedang.html
begitu banyak kesan yang salah kaprah klo inget kata "typo" entah dari mana asal ini kata :S
search deh di google gak ada tuh singkatan internasional wahahah ...
tapi sering sekali setiap sms
aku : "iya jas 12 kan"
send
aku : "eh typo, jam maksudnya"
someone : "haha typo mulu sih"
sekedar sharing nih buka http://peperonity.com/go/sites/mview/the.ikainhere/23655934
bedakan sama yang ini http://yudha444.blogspot.com/2012/11/istilah-istilah-gaul-yang-sedang.html
"katanya"
Entah seberapa banyak doa yang terucap untuk mengiringi langkah ini, seakan goyah jiwa ini secepat itu juga Tuhan datang dan mengoyak semua luka dan dibalut dengan kain-Nya.
Perjalanan ini seakan begitu singkat, ketika menatap kedepan yang "katanya" akan bahagia , namun langkah ini begitu berat ketika harus membuka mendung dan tumpukan debu yang seketika menjadi sekelebat menutupi semua mimpi. "katanya" orang-orang hidup dengan pilihannya, namun tak semua hal mampu dipilih dan hasilnya akan menyelamatkanmu dari kepahitan, terkadang juga orang lain menjadi andil menjadi bagian dalam hidupmu yang tidak tau mereka datang untuk apa, yang "katanya" akan menjadi teman dalam kehidupanmu atau bisa jadi musuhmu yang siap kapan saja merenggut kebahagiaanmu. Mimpi mungkin memang benar akan mampu diraih dengan kerja keras "katanya". Namun tidak semua orang mendapatkan mimpinya walau bekerja keras, yang ku tau semua akan mendapatkan bagian terbaiknya sesuai dengan kerja kerasnya. Malam ini semua cerita selalu menggunakan "katanya" mulut-mulut yang senang bergosip pun bilang "katanya" semua orang hidup karena mendengar kata-kata orang lain dengan tutur yang sama dan kata yang disambung dari lidah kelidah lainnya entah melalui suara perut atau apalah suara dada yang selalu berujung dalam kata singkat yang berakhiran kata kepunyaan "katanya".
Risih memang, namun itulah hidup ketika segala sesuatu seakan kaku, dan tak bisa bergerak "move" dari satu sisi ke sisi lainnya, mungkin semua akan terasa berat dan kembali lagi "katanya" hidup harus move on, move on dari apa yang saat ini membuatmu terpuruk, TAPI siapa yang mau peduli dengan kehidupan satu sama lain jika semua orang selalu hanya berpendapat dan memberi solusi namun tidak memberikan kesimpulan yang harus dikerjakan apa bedanya dengan gendang yang terus berbunyi dan gelang-gelany yang terus menggerincing namun tidak memberikan arti.
Perjalanan ini seakan begitu singkat, ketika menatap kedepan yang "katanya" akan bahagia , namun langkah ini begitu berat ketika harus membuka mendung dan tumpukan debu yang seketika menjadi sekelebat menutupi semua mimpi. "katanya" orang-orang hidup dengan pilihannya, namun tak semua hal mampu dipilih dan hasilnya akan menyelamatkanmu dari kepahitan, terkadang juga orang lain menjadi andil menjadi bagian dalam hidupmu yang tidak tau mereka datang untuk apa, yang "katanya" akan menjadi teman dalam kehidupanmu atau bisa jadi musuhmu yang siap kapan saja merenggut kebahagiaanmu. Mimpi mungkin memang benar akan mampu diraih dengan kerja keras "katanya". Namun tidak semua orang mendapatkan mimpinya walau bekerja keras, yang ku tau semua akan mendapatkan bagian terbaiknya sesuai dengan kerja kerasnya. Malam ini semua cerita selalu menggunakan "katanya" mulut-mulut yang senang bergosip pun bilang "katanya" semua orang hidup karena mendengar kata-kata orang lain dengan tutur yang sama dan kata yang disambung dari lidah kelidah lainnya entah melalui suara perut atau apalah suara dada yang selalu berujung dalam kata singkat yang berakhiran kata kepunyaan "katanya".
Risih memang, namun itulah hidup ketika segala sesuatu seakan kaku, dan tak bisa bergerak "move" dari satu sisi ke sisi lainnya, mungkin semua akan terasa berat dan kembali lagi "katanya" hidup harus move on, move on dari apa yang saat ini membuatmu terpuruk, TAPI siapa yang mau peduli dengan kehidupan satu sama lain jika semua orang selalu hanya berpendapat dan memberi solusi namun tidak memberikan kesimpulan yang harus dikerjakan apa bedanya dengan gendang yang terus berbunyi dan gelang-gelany yang terus menggerincing namun tidak memberikan arti.
Outbon AKINDO MABA 2013
Perjalanan akhir sebagai MABA sudah terlewati, akhir dari senyum pasti berawal dengan kekakuan untuk menoreh garis itu. Perjalanan yang berlalu tak terasa sudah menjadi sebuah boomerang dalam setiap harinya. Kemaren rasanya baru saja melaksanakan Ujian kemudian mendengar jerit sukacita dengan kata "lulus" dalam setiap lembar pengumuman, selanjutnya sukacita tanpa jeda karena mampu masuk pada jurusan yang diinginkan, meski begitu banyak tantangan yang harus dilewati dalam setiap harinya.Cerita selanjutnya menjadi seorang MABA dengan pengetahuan minim serta confident yang masih sangat kritis menjadi awal kehidupan baru di 17 tahun ini. Hari-hari berlalu seakan tanpa jeda setiap harinya, seakan besok menjadi janji dalam setiap pribadi, seolah besok adalah hari-hari yang dirindukan dan kemaren adalah jadwal yang sudah berlalu. semuanya begitu istimewa, terancang dengan sangat rapi, meski kadang berantakan karena sentuhan-sentuhan nakal yang mengganggu hari-hari, namun semuanya ditutup dengan senyum terbaik.
Langganan:
Postingan (Atom)