Suatu hari ada seorang kaya mengajak putranya berjalan-jalan mengitari kota dan sampai pada suatu daerah dimana semuannya adalah orang-orang miskin, lalu mereka menghabiskan waktu disana berjalan sepanjang lahan pertanian, mengitari daerah-daerah kumuh yang penuh dengan anak-anak yang tak berpakaian layak dan gubuk-gubuk tua yang tak layak huni. Setelah cukup lama berkeliling sang ayah bertanya pada putranya "nak, apakah kau bisa melihat betapa miskinny mereka?, dan apa yang dapat kau ambil dari perjalanan hari ini?"
sang putra menjawab "ayah, kita mempunyai 1 ekor anjing dirumah, mereka mempunyai 4, kita memiliki kolam renang dan mereka memiliki sungai, kita mempunyai lampu yang terang benderang dirumah dengan watt yang besar sedangkan mereka mempunyai bintang-bintang untuk menerangi malam mereka, kita selalu membeli makan sedangkan mereka selalu menanami berbagai tanaman untuk sumber makanan, kita mempunyai pagar tembok yang tinggi untuk melindungi kita, sedangkan mereka mempunyai teman yang banyak untuk bermain dengan bebas,." kemudian anak itu diam sejenak dan mulai melanjutkan "ayah terimakasih untuk hari ini, karena ayah telah menunjukkan kepadaku betapa miskinnya kita sebenarnya ".
untuk apa menunjukkan kekakyaan seperti yang hendak ditunjukkan sang ayah tadi kepada putranya, tetapi hanya untuk diri sendiri dan untuk disombongkan, dan itulah kemiskinan yang dimaksud sang putra, yaitu ketika kekayaan yang dimiliki, ketika keberhasilan yang sudah di raih tidak bisa dijadikan sebagai alat untuk berbuat baik kepada sesama. bukanlah persoalan, yang penting kita bisa menggunakan apa yang diberikan olah Tuhan seperti Harta untuk membantu sesama kita dan berbagi kepada mereka.
kekayaan atau harta dan uang bukanlah jaminan atas hidup kita bukanlah segala-galanya dalam hidup ini, harta, tahta dan uang segalanya akan hilang dan semuanya akan habis masanya . Kaya atau miskin, tergantung bagaimana kita menggunakan apa yang sudah dianugrahkan Tuhan bagi kita sebagai alat untuk berbuat kebaikkan disekitar kita dengan menggunakan hati nurani yang bersih. Semoga kita semakin kaya dalam kebaikan dan kebajikan. Amin
Kotbah : Pdt. Hadyani Tanwikara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar